program kampanye airin rachmi diany 2011

program kampanye airin rachmi diany 2011
program kampanye airin rachmi diany 2011

Ratu Atut Chosiyah & Airin Rachmi Diany

Ratu Atut Chosiyah & Airin Rachmi Diany
Ratu Atut Chosiyah & Airin Rachmi Diany

Cah Pamulang Itu Airin Rachmi Diany Dan Ratu Atut Chosiyah

Cah Pamulang Itu Airin Rachmi Diany Dan Ratu Atut Chosiyah
Cah Pamulang Itu Airin Rachmi Diany Dan Ratu Atut Chosiyah

Total Tayangan Halaman

Minggu, 10 Juli 2011

Lawan si Botak Ferry Muchlis Ariefuzzaman Hitam Habeeeeeees!!!!


Dinasti H. Tb. Chasan Sochib: Sang Gubernur Jenderal dari Banten

Kemenangan Airin Rachmi Diany dalam pemilukada ulang di Tangerang Selatan dan kemenangan Heryani dalam pemilukada ulang di Pandeglang mengukuhkan kekuasaan dinasti Chasan Sochib di wilayah Pro­vinsi Banten. Airin yang terpilih sebagai Walikota Tangerang Selatan periode 2011-2016 adalah menantu dari Chasan Sochib, Heryani yang terpilih sebagai Wakil Bupati Pandeglang adalah isteri beliau, dan Gubernur Provinsi Banten itu sendiri, Ratu Atut Chosiyah, adalah anaknya. Kemenangan Airin dan Heryani memperkuat jaringan kekuasaan dinasti Chasan Sochib di Banten.

Membangun Kerajaan Bisnis dan Politik di Banten

Tahun 1960-an, nun jauh di pe­dalaman Banten, seorang jawara bernama Tubagus Chasan Sochib melakukan pengawalan bisnis beras dan jagung antarpulau Jawa-Sumatera. Tak cukup hanya meng­awal, sang jawara mulai merin­tis bisnisnya sendiri dengan menjadi penyedia kebutuhan logistik bagi Kodam VI Siliwangi (Gandung Ismanto, Asasi, Nov-Des, 2010). Kodam Siliwangi juga berkepentingan atas kestabilan politik di Banten. Mereka membutuhkan orang lokal untuk menjadi perpanjangan tangan di daerah. Di mata para komandan Ko­dam IV Siliwangi, Banten adalah daerah yang rawan dipengaruhi oleh kekuatan komunis baik sebelum dan sesudah tragedi 1965 (Agus Sutisna (ed.), 2001).

Atas dalih kepentingan politik keamanan dan ekonomi di Banten, Chasan Sochib men­dapat­kan banyak keistimewaan dari Kodam VI Siliwangi dan Peme­rintah Jawa Barat. Sebagian besar proyek pemerintah khususnya di bi­dang konstruksi banyak diberi­kan kepada Chasan Sochib. Tahun 1967, Chasan Sochib mendirikan PT. Sinar Ciomas Raya yang sampai saat ini merupa­kan perusahaan terbesar di Banten, khususnya di bidang konstruksi jalan dan bangunan fisik lainnya (van Zorge Report, Januari 21, 2010). Untuk me­man­tap­­kan bisnisnya, Chasan Sochib menguasai sejumlah organisasi bisnis seperti Kamar Dagang dan Industri Daerah Banten, Ga­bung­an Pengusaha Konstruksi Nasio­nal Indonesia Banten, dan Lem­baga Pengembangan Jasa Kon­struk­si Nasional Indonesia Banten.

Ketika terjadi reformasi, Chasan Sochib mampu mentransformasi diri ke dalam struktur politik dan ekonomi yang baru. Meminjam kerangka teoritis Richard Robison dan Vedi Hadiz (2004), Chasan Sochib adalah the old predator yang mampu mereor­gani­sir kekuasaannya sehingga dia tak lenyap digerus arus perubah­an. Chasan Sochib mampu menjelma menjadi the new predator yang menguasai arena politik, ekonomi, sosial-budaya di Banten. Bahkan, dalam kasus Banten, Chasan Sochib jauh lebih ber­kuasa saat ini dibandingkan dengan­ era Orde Baru.

Pada awal perubahan di Banten, Chasan Sochib sinis melihat gerakan dari sejumlah pihak yang menuntut Banten menjadi provinsi baru. Chasan Sochib khawatir bahwa perubahan ini akan mengancam keberlangsung­an relasi bisnis dan politiknya dengan­ pejabat di Provinsi Jawa Barat. Namun seiring dengan makin membesarnya arus gerakan pembentukan Provinsi Banten, Chasan Sochib segera berbalik dan berperan aktif.

Perpindahan posisi ini menyelamatkan masa depan bisnis dan politiknya di Banten. Dengan kekuatan finansialnya, Chasan Sochib membantu gerakan peme­kar­an dan mendapatkan peng­akuan sebagai tokoh pembentuk­an Provinsi Banten. Setelah Banten menjadi provinsi, Chasan Sochib mulai lebih agresif me­nyusun kekuatan politiknya. Dulu pada masa Orde Baru, Chasan Sochib hanya bertindak sebagai client capitalism (meminjam istilah Richard Robison, 1990) yang sangat bergantung pada koneksi dengan pejabat sipil dan militer, tetapi tidak aktif dalam merancang siapa yang berkuasa atas politik Jawa Barat. Dengan adanya struktur politik yang baru, Chasan Sochib bertindak secara aktif menentukan siapa yang menjadi penguasa di Banten.

Bermula dari upaya memaju­kan Ratu Atut sebagai calon wakil gubernur dan sukses memenang­kan­nya, Chasan Sochib me­ran­cang anggota keluarga besar­nya untuk aktif terlibat di bidang politik, ekonomi, sosial dan bu­daya. Hasil­nya sangat sukses (lihat ilustrasi di atas). Chasan Sochib memang tak me­megang jabatan publik, tetapi sebagaimana pengakuan dirinya bahwa dia adalah “gubernur jenderal” menunjukkan bahwa dia adalah penguasa sesungguhnya di Banten.

Lawan-Lawan Politik

Dinasti Chasan Sochin memang telah merajai politik di Banten, tetapi ada sejumlah kelompok yang terus melakukan perlawanan terhadap kekuasaan tersebut. Diantara­ lawan-lawan politik terdapat­­ elite-elite politik yang me­ng­uasai sejumlah daerah di Ban­ten dan kelompok politik Islam.

Kelompok-kelompok elite po­­litik itu sebenarnya juga membang­un dinastinya masing-masing. Di Kabupaten Lebak, Mulyadi Jayabaya yang menjabat sebagai Bu­pati Lebak berhasil mengantar­kan kedua puterinya, Diana Jayabaya sebagai anggota DPRD Provinsi Banten dan Iti Oktavia Jayabaya sebagai anggota DPR RI. Adik perempuannya, Mulyanah, terpilih menjadi ang­go­ta DPRD Lebak. Demikian juga suami Mulyanah, Agus R Wisas, menjadi anggota DPRD Ban­ten. Di Pandeglang ada Dimyati Natakusumah, mantan Bupati Pandeglang (Ketua DPW PPP Banten) yang berhasil meng­antar­kan isterinya, Irna Narulita Dimyati sebagai anggota DPR RI. Di Kota Tangerang, terdapat nama Wahidin Halim yang telah ber­­kuasa sebagai Walikota Tangerang­ selama dua periode. Adiknya Wahidin, Suwandi sempat maju sebagai bakal calon Walikota Tangerang Selatan tetapi gagal. Di Kabupaten Tangerang, Bupati Ismet Iskandar mengantarkan kedua putera-puterinya sebagai anggota legislatif (Ahmed Zaki Iskandar Zulkarnaen terpilih se­bagai anggota DPR RI dan Intan Nurul Hikmah menjadi Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tangerang).

Dalam sejumlah pemilukada, elite-elite lokal berperang memperebutkan kekuasaan. Di Lebak, Mulyadi Jayabaya pernah menolak lamaran Ratu Tatu Chasanah untuk menjadi calon Wakil Bupati Lebak. Di Kabupaten Pandeglang, Irna Narulita Dimyati berhadapan dengan Heryani dalam pemilukada 2010. Di Kabupaten Tange­rang, Ismet Iskandar berhasil me­ng­alahkan Airin dalam pemilukada 2008. Tahun 2012, akan diada­kan Pemilukada Gubernur Banten. Wahidin Halim dan Mulyadi Jayabaya mulai meramaikan bursa pencalonan bersaing dengan Ratu Atut Chosiyah. Tensi politik cukup tinggi sehingga Chasan Sochib mengirimkan surat kecaman terhadap Wahidin dan Mulyadi (Banten Post, 15 Januari 2011).

Kelompok politik Islam mem­punyai kekuatan yang signi­fikan di Banten. Sejak dulu, Banten dikenal sebagai wilayah yang kental nuansa Islamnya. Islam tak hanya mempengaruhi reli­giusitas tetapi juga dunia politik di Banten, seperti pemberlakuan Syariat Islam di sejumlah kabupa­ten­. Kelompok politik Islam menentang dinasti Chasan Sochib. Mulai dari isu akhlak ang­gota dinasti Chasan Sochib sampai pada soal rencana pemberlakuan Syariat Islam untuk Provinsi Banten yang ditolak oleh dinasti Chasan Sochib.

Perubahan kultur politik Banten­ tak bisa bergantung pada perlawanan kedua kelompok politik diatas, yakni elite lokal dan politik Islam. Para elite politik lokal yang menentang dinasti Chasan Sochib juga melakukan praktik politik serupa, yaitu membentuk dinasti politiknya masing-masing. Selain itu, ada pula elite politik yang pada awalnya menentang keras kekua­saan dinasti Chasan Sochib ternyata berbalik. Taufik Nuriman (Bu­pati Serang) dan Benyamin Davnie adalah contoh dari elite politik yang berbalik posisi politiknya. Taufik Nuriman pernah berseteru de­ngan­ Chasan Sochib. Keduanya saling melaporkan pencemaran nama baik ke Kepolisian Banten. Namun, pada Pemilukada Ka­bupaten Serang tahun 2010, Taufik Nuriman malah meng­gan­deng Ratu Tatu Chasanah, anak dari Chasan Sochib. Benyamin Davnie sempat maju menjadi calon wakil gubernur dari PKS menantang Ratu Atut yang maju sebagai calon gubernur dari Partai Golkar dalam Pemilu­kada Provinsi Banten 2007. Da­lam pe­mi­lukada tahun 2010 di Kota Tange­rang Selatan, Benyamin Davnie mendampingi Airin yang tak lain adalah adik ipar dari Ratu Atut.

Perlawanan yang diberikan oleh kelompok Islam juga tak bisa diharapkan. Meski mereka keras memperjuangkan keyakinan politik Islam, tak jarang mereka bersekutu dengan dinasti Chasan Sochib. Kembali pada kasus Taufik Nuriman yang didukung oleh PKS banyak mempraktekkan nilai-nilai syariat Islam di Ka­bu­pa­ten Serang, tetapi akhirnya ber­koalisi dengan dinasti Chasan Sochib.

Lawan Baru

Peluang untuk menghentikan angkara kekuasaan di Banten terbuka lebar dengan banyaknya kasus yang menimpa keluarga besar dinasti Chasan Sochib. Kasus-kasus itu meliputi isu ko­rupsi, penyalahgunaan wewenang, penggunaan ancaman kekerasan, politik uang dan kecurangan dalam pemilu dan pemilukada. Hampir semua anggota dinasti Chasan Sochib pernah dilaporkan ke kepolisian, kejaksaan, KPK, KPU sampai MK. Memang tak satupun anggota keluarga Chasan Sochib yang dihukum, tetapi praktik politik dinasti Chasan Sochib harusnya membuka mata urang (rakyat) Banten untuk segera memulai perubahan.

Saat ini telah muncul sejumlah kelompok anak-anak muda yang peduli akan Banten yang lebih baik. Mereka ada di organi­sasi-organisasi yang giat memperjuangkan isu antikorupsi, antinepotisme, antipolitik-dinasti, dan mendukung politik kesejahtera­an. Perlawanan seperti inilah yang diharapkan akan meluas se­hingga tak muncul lagi sejumlah “gu­ber­nur jenderal” berikutnya. HBX

Cah Pamulang + Ferry Muchlis Ariefuzzaman = Golkar Bau Pesing di Banten


Ambisi Pramono Anung Jadi Wakil Presiden RI 2014 Mengalahkan Angelina Sondakh
politisi-busuk, Lubang Pantat Ratu Atut Chosiyah
politisi-busuk, Lubang Pantat Ratu Atut Chosiyah
politisi-busuk, Lubang Pantat Ratu Atut Chosiyah
Interogasi Kasus Pidana Ijazah Palsu Ratu Atut chosiyah di Polda Metro Jaya
Interogasi Kasus Pidana Ijazah Palsu Ratu Atut chosiyah di Polda Metro Jaya
Interogasi Kasus Pidana Ijazah Palsu Ratu Atut chosiyah di Polda Metro Jaya

Okezone dam Ijazah Palsu Ratu Atut Chosiyah Golkar Banten




http://news.id.msn.com/local/okezone...mentid=1882082

Marissa: Mutasi AKBP Dharma Bukan karena Marcella



Selasa, 30 Desember 2008 - 19:30 wib TEXT SIZE : Novi Muharrami - Okezone JAKARTA - Terkait mutasi Wakil Direskrimum AKBP Dharma Pongrekoen, artis Marissa Haque memiliki pendapat sendiri. Menurutnya, pencopotan AKBP Dharma bukan karena artis cantik Marcella Zalianty, melainkan terkait dengan gelar perkara terhadap kasus SP3 ijazah palsu Gubernur Banten.

"Saya mendapat kabar kalau pada 24 Desember, sekira pukul 17.00 WIB, dia mendapatkan surat mutasinya. Itu malam Natal, seharusnya dia bisa merayakan Natal bersama keluarganya. Seperti kita, kalau mendapatkan surat pemecatan di malam takbiran, mengapa tidak diberi kesempatan untuk dia merayakan hari besarnya?" tukas Icha, saat berbincang kepada okezone, Selasa (30/12/2008).

Istri rocker Ikang Fawzi yang akrab disapa Icha ini menduga, ada konspirasi besar dibalik mutasi Ajun Komisaris Besar Polisi Dharma Pangrekoen dari jabatan Wakil Direskrim Umum Polda Metro Jaya. Jabatan Wadireskrimum itu baru disandang AKBP Dharma dua bulan terakhir ini. Saat ini, jabatan Wakil Direskrim Umum dijabat oleh AKBP Tornagogo Sihombing.

Icha mengatakan, usai gelar perkara yang dilaksanakan pada 23 Desember lalu, AKBP Dharma telah menjadwalkan mengadakan gelar perkara kedua terkait dengan SP3 dugaan penggunaan ijazah palsu Gubernur Banten, pada Sabtu 27 Desember.

"Apa daya, pak Dharma sudah dimutasi, jadi gelar perkara itu tertunda," ujarnya. Ditambahkan Icha, gara-gara pemutasian di malam Natal tersebut, ibunda AKBP Dharma jatuh sakit.

Disinggung apakah ada keterlibatan pengacara Gubernur Banten Ratu Atut, OC Kaligis yang notabene pernah melakukan percakapan dengan Marcella Zalianty saat kasusnya ditangani AKBP Dharma, Icha enggan berkomentar panjang. Dia menduga bisa saja ada keterkaitan sehingga Marcella hanyalah artis yang digunakan sebagai alasan pemutasian AKBP Dharma dari jabatan Wadireskrimum.

"Saya mempunyai firasat sangat kuat, bahwa Pak Dharma dimutasi oleh atasannya bukan semata karena kasus Marcella Zalianty, tapi karena masalah SP3 dan gelar perkara itu," pungkasnya.
(nov)

Golkar Banten WC Bau: Indra J Piliang


alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5627779681471912066" />
Lubang Pantat Ratu Atut Chosiyah




Lubang Pantat Ratu Atut Chosiyah

Cah Pamulang Itu Airin Rachmi Diany Dan Ratu Atut Chosiyah

Cah Pamulang Itu Airin Rachmi Diany Dan Ratu Atut Chosiyah
Cah Pamulang Itu Airin Rachmi Diany Dan Ratu Atut Chosiyah

Ratu Atut Muka Banci Kaleng